|
lembaran surat berharga SAMARANG JOANA STOOMTRAM Maatschappij |
Ada banyak perusahaan transportasi berbasis rel, di kota SEMARANG Jawa Tengah - pada jaman Hindia Belanda (Nederlandsch Indische - sekarang INDONESIA) -pada tahun 1900 sampai 1940-an. Dari sekian banyak perusahaan tersebut, ada salah satu yang sangat menarik: perusahaan transportasi tram untuk pelayanan jurusan Semarang - Yuwana, yang dahulu bernama aseli: SAMARANG JOANA STOOMTRAM Maatschappij dan biasa disingkat SJS
Di kala itu, tidak kurang dari empat perusahaan jasa (maskapai) transportasi berbasis rel, yang berkantor di kota Semarang, Jawa Tengah.
Menurut
Deddy Herlambang dari Indonesian Railway
Preservation Society (IRPS), keempat maskapai itu adalah Serajoe Dal Stoomtram Maatschappij
(SDS) melayani jalur Purwokerto-Wonosobo, Samarang Joana Stoomtram
Maatschappij (SJS) dengan trek Semarang-Joana (Juwana). Di
referensi lain, disebutkan trek Semarang-Juwana melayani Semarang-Demak, Kudus,
Juwana, Rembang, dan Lasem.
Samarang Joana Stoomtram
Maatschappij (SJS) menjadi menarik, karena ada banyak dokumentasi dari koleksi Koninklijk Instituut voor Taal, -Land en Volkenkunde - mengenai betapa majunya transportasi tram, pada masa-masa tersebut.
Samarang Juana Stoomtram Maatschappij (SJS) yang membangun
jalan rel pada lintas utara Jawa antara lain Semarang – Lasem (1883-1900),
Lasem – Jatirogo (1914-1919), Demak – Blora (1884-1894), Rembang – Cepu
(1901-1903), Purwodadi – Gundih (1884), Wirosari – Kradenan (1898),
Kudus – Pecangaan (1887-1895).
Wilayah ini adalah penghasil terbesar komoditi gula, kapuk,
kayu jati, tras dan bahan bangunan lainnya yang merupakan tambang emas
angkutan perusahaan SJS.
Untuk angkutan dalam kota Semarang, SJS membangun jalan rel
dari Jurnatan ke Jomblang dan dari Jurnatan melalui Jalan Bojong (sekarang
Jalan Pemuda) ke Bulu (sekarang Jalan Siliwangi) hingga Banjir Kanal Barat.
SJS memulai pembangunan jalur kereta api dari Semarang
dengan tujuan Juana yang melalui kawasan Demak, Kudus, dan Pati pada tahun 1882.
Stasiun Jurnatan dibangun di Joernatanweg (sekarang Jalan Agus Salim), karena
pada masa tu letaknya di tengah kota, Stasiun Jurnatan disebut juga Central
Station.
|
armada tram milik SJS |
|
suasana bengkel kereta SJS di Semarang |
|
peralatan di bengkel SJS di Semarang |
|
peralatan di bengkel SJS di Semarang |
|
suasana bengkel SJS |
|
peralatan bengkel SJS |
|
depo lokomotif SJS koleksi KITLV image code19205 circa 1914 |
|
depo lokomotif SJS koleksi KITLV image code84170 circa 1916 |
|
bengkel (balai yasa) kereta api, milik SJS di Semarang |
|
bengkel kereta api SJS zoom in |
|
bengkel kereta api SJS zoom in (2) - bandingkan dengan |
|
lokomotif B-2 SJS sedang ber-aksi (Stasiun Djomblang) |
|
tram SJS dan jaringan rel milik SJS di depan kantor pusat N.I.S (Lawang Sewu) |
|
depo lokomotif (locomotieven remise) milik SJS di Semarang |
|
sebuah lokomotif uap sedang dibuat di balai yasa SJS - Semarang |
|
diperjelas bagian-bagiannya |
|
jika dilihat visual, silinder memakai sistem 'double compound' |
|
bandingkan dengan lokomotif SJS yang ini - di depan depo lokomotif SJS Semarang |
|
pembuatan gerbong penumpang dari kayu, di balai yasa SJS Semarang |
|
pandangan lebih dekat, pembuatan gerbong penumpang di balai yasa SJS Semarang |
|
pandangan lebih dekat, pembuatan gerbong penumpang di balai yasa SJS Semarang |
STASIUN (CENTRAAL JURNATAN)
SJS memulai pembangunan jalur kereta api dari Semarang
dengan tujuan Juana yang melalui kawasan Demak, Kudus, dan Pati pada tahun 1882. Sebagai salah satu maskapai transportasi tram swasta yang terpandang di kala itu, maka SJS pun memiliki beberapa stasiun, dan stasiun utama milik SJS adalah: stasiun Jurnatan. Stasiun Jurnatan dibangun di Joernatanweg (sekarang Jalan Agus Salim), karena
pada masa tu letaknya di tengah kota, Stasiun Jurnatan disebut juga Central
Station.
|
foto koleksi 'MMZ rarebooks' - stasiun Jurnatan lama, ketika masih memakai konstruksi kayu |
Awalnya bangunan Stasiun Jurnatan hanyalah terbuat dari
bangunan kayu sederhana. Namun pada tahun 1913 bangunan tersebut dibongkar dan
digantikan bangunan baru yang besar dan megah. Bangunan baru Stasiun Jurnatan
memiliki konstruksi atap dari baja dan kaca.
Sayangnya, sejak tahun 1974 Jurnatan tidak lagi difungsikan
dan seluruh kereta api jurusan Demak dialihkan ke Stasiun Tawang. Tak berselang
lama seluruh jaringan kereta api eks SJS ditutup karena tidak mampu bersaing
dengan moda transportasi darat lain.
Pada awal tahun 1980-an bangunan megah Stasiun Jurnatan
dibongkar dan saat ini berdiri komplek pertokoan di tanah bekas Stasiun
tersebut.
|
situasi stasiun Jurnatan awal, (tahun 1900-an) ketika masih memakai konstruksi kayu, belum dibangun lebih megah |
|
situasi stasiun Jurnatan awal, (foto diambil tahun 1910-an) ketika masih memakai konstruksi kayu, belum dibangun lebih megah (**koleksi KITLV) |
|
stasiun Jurnatan lama (tahun 1900-an) koleksi KITLV |
|
stasiun Jurnatan yang telah direno menjadi lebih megah (1913), dengan konstruksi baja dan bovenlicht kaca-kaca, dirancang oleh arsitek blasteran Belanda-Jawa, Thomas Karsten |
|
suasana di dalam peron stasiun Jurnatan yang baru, renovasi tahun 1913 |
|
foto udara kota Semarang, dengan stasiun Jurnatan bertanda lingkaran merah |
|
foto udara lingkungan stasiun Jurnatan, lebih dekat |
saat ini hanya melalui foto-foto tersebut yang bisa menghubungkan generasi sekarang, dan generasi masa mendatang, dengan masa-masa kejayaan transportasi berbasis rel, khususnya tram di kota Semarang, dengan stasiun Jurnatan, yang sejak tahun 1980 telah diratakan dengan tanah, berubah rupa menjadi kompleks pertokoan Jurnatan, juga stasiun-stasiun lain yang telah musnah terlindas jaman
|
jika anda ingin membandingkan lokasi stasiun Jurnatan, dengan kondisi saat ini |
Stasiun (centraal) Jurnatan, memang merupakan bagian dari kota tua Semarang (oudstadt Samarang), di belakang 'gedung papak' yang dahulu merupakan groote huis, menyeberang Kalibaru ke arah timur (dahulu pernah ada jalur tram menyeberang Kalibaru dan menyusuri sepanjang Kalibaru dengan Westerwalstraat di oudstadt Samarang [kota tua])
di samping stasiun Jurnatan, SJS memiliki beberapa depo lokomotif, dan ada pula stasiun pemberhentian akhir di Jomblang
|
depo lokomotif milik SJS - dan foto bersama kelompok pekerja kereta api SJS |
|
depo lokomotif (locomotievenremise) milik SJS di Semarang |
|
depo lokomotif SJS - Semarang tahun 1916 - koleksi KITLV image code 84170 |
di samping depo lokomotif, SJS memiliki sebuah kantor administrasi yang terletak di ujung jalan Pengapon dengan Jl Ranggawarsito di Semarang, menurut sebuah peta lama, lokasi ini dahulu dilalui juga oleh jalur tram milik SJS dari stasiun centraal Jurnatan
|
peta lama kota Semarang tahun 1917 - dengan lokasi kantor SJS bertanda biru |
|
kantor SJS di Pengapon pada masa itu (sekitar 1920-an) |
|
foto lain, suasana kantor SJS di Pengapon (Kantoor van de Samarang Joana Stoomtram Maatschappij te Semarang) koleksi KITLV |
|
foto koleksi MMZ rarebooks dengan judul 'bureau en personeel der hoofdadministratie te Semarang |
|
kondisi sekarang, foto koleksi pribadi diambil pada 24 November 2013 |
|
foto-foto berwarna di atas merupakan dokumentasi pribadi |
barangkali, ini adalah satu-satunya 'peninggalan' kejayaan Samarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) yang masih bisa 'dilihat' sampai saat sekarang, meskipun kondisinya telah menjadi sangat berbeda
|
reruntuhan sebidang gevel (gable) di Pengapon, yang sangat mirip dengan gable depo lokomotif (locomotievenremise) milik SJS |
|
stasiun milik SJS di Jomblang - koleksi KITLV dengan image code 404205 diambil pada kisaran tahun 1900 |
|
stasiun Joana (Samarang Joana Stoomtram Maatschappij - SJS) |
|
stasiun Yuwana (Joana) kondisi sekarang |
|
stasiun Rembang (SJS) |