GAUGE DI INDONESIA
Jaringan kereta api pertama di Indonesia yang dibangun pada
Juni 1864, di masa Gubernur Jenderal LAJW Baron Sloet van Beele itu, dibangun oleh the Nederlandsch-Indische
Spoorweg Maatschappij – NISM – (Maskapai Kereta Api [swasta] Hindia Belanda) menggunakan gauge standard
internasional (1435mm.) Jalur yang menghubungkan
Samarang-Tangoeng (Semarang-Tanggung) itu secara resmi dibuka pada 10 Agustus
1867
|
STASIUN TERMINUS SAMARANG - STASIUN PERTAMA dan ber- GAUGE STANDAR 1435mm. |
|
STASIUN TANGOENG (TANGGUNG - GROBOGAN) - PADA SAAT PERESMIAN |
Jalur yang kemudian terbukti tidak menguntungkan ini
kemudian dilanjutkan dengan bantuan dana dari pemerintah (Hindia Belanda).
Ketika itu masih tersisa jarak 166 km menuju
Yogyakarta sampai ke Surakarta/ Solo (SLO).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggaran
pembangunan jalur kereta api ini terkuras karena NISM menggunakan trek standar
gauge (jarak antara dua batang rel yang sejajar/lebar sepur) yaitu 1435 mm.
Ini adalah trek yang biasa dibikin di Eropa
karena kereta api di sana berukuran besar.
|
GAUGE- jarak bersih sisi dalam rel kereta api |
|
HALTE TJIGOMBONG - pada relasi BUITENZORG - BATAVIA dibangun N.I.S dengan gauge 1067mm. |
Kemudian trek gauge pun dievaluasi dan pada 1869 JA Kool and
NH Henket menemukan bahwa gauge yang lebih sempit, yaitu 1067mm. lebih pas buat Hindia Belanda dan
memang lebar sepur di Nusantara ini ditetapkan 1067 mm. Pembangunan jalur kereta api selanjutnya
menggunakan gauge 1067 mm. Termasuk ketika NISM merambah jalur Batavia – Buitenzorg
pada 1869 yang kemudian diresmikan pada 31 Januari 1873. Demikian data yang dikumpulkan Indra
Krishnamurti dari berbagai buku seperti Jan de Bruin dalam Het Indische Spoor
In Oorlogstijd: De Spoor- en Tramwegmaatschappijen in Nederlands-Indiƫ In De
Vuurlinie, 1873-1949 dan AE Durrant dalam Lokomotip Uap.
dual gauge di YK-SLO berawal dari stasiun Tugu Yogyakarta.
Dahulu peron utara adalah peronnya SS (gauge
1067mm) sedangkan peron selatan NIS (gauge 1435mm).
Karena mempunyai 2 gauge yang berbeda maka
mulai dari stasiun Tugu (YK) sampai Solobalapan (SLO) -
jadi ada 2 jalur, sehingga butuh 2 jembatan.
Jalur
SS membelok ke utara terus sampai melewati utara balai yasa (sekarang) Pengok
yang sekarang sudah berwujud test track balai
yasa.
|
FOTO UDARA STASIUN TUGU YOGYAKARTA |
Setelah melewati balai yasa, jalur SS berbelok ke selatan
sedangkan jalur NIS tetap lurus mulai dari stasiun Tugu.
Jadi setelah balai yasa, jalur SS berada di
sebelah utara dan jalur NIS berada di selatan. Kalau menghadap ke arah Solo,
jalur SS di sebelah kiri dan NIS di sebelah
kanan.
Dan ketika mendekati Maguwoharjo,
jalur SS berbelok lalu naik dan menyeberangi
jalur NIS (gambar-3).
Jadi,
setelah Maguwoharjo,
jalur SS menjadi di
sebelah selatan (sebelah kanan kalau menghadap Solo) dan jalur NIS di sebelah
utara (sebelah kiri kalau menghadap Solo) .
Dulu stasiun Gawok adalah stasiun pulau
|
KRUISING VAN MAGUWO - JALUR DI ATAS DUAL GAUGE MILIK N.I.S |
|
|
kruising van Maguwo - tinggal jalur bawah eks jalur Staatsspoorwegen |
Pada th 1899, SS –(Staatsspoorwegen – perusahaan kereta api
pemerintah) - menambah rel baja ke-3 pada jalur milik NIS utk lintas Djocjakarta-Solo
Balapan (60 km),
sehingga jalur tsb bisa
dilalui 2 Kereta api yg berbeda gauge,
yaitu
1435 dan 1067mm. sekaligus... atau stelah dibukanya jalur Djocjakarta-Paalbapang
(14 km th 1895 gauge 1435) dan Djocjakarta-Magelang (47 km th 1898 gauge 1067),
semua milik NIS,
dan sebagai penghubung
jalur milik SS, yaitu Lintas barat SS-westerlijnen,
antara Maos-Djocjakarta (155 km dibuka th
1887) dengan lintas timur SS-Oosterlijnen antara Madioen-Sragen-Solo Balapan
(97 km dibuka th 1883-1884)...dirasa kurang efisien,
kemudian pada tahun 1929, SS Meresmikan jalur
rel lintas Yogyakarta-Solo Balapan sejauh 60 km dg gauge 1067 mm yg terpisah
dari jalur milik NIS, hal ini kemudian diikuti dg peresmian KA Eendaagsche
Expres (Ekspres Siang) pada tgl 1 Mei 1929
|
kereta api EENDAAGSE EXPRES di stasiun Kroya - dihela lokomotif uap C53 |
|
GAUGE STANDARD INTERNASIONAL 1435mm. |
|
GAUGE STANDARD INTERNASIONAL 1435mm. stasiun Dimboola - Australia |
|
GAUGE KERETA API INDONESIA 1067mm. (narrow gauge) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar