Total Tayangan Halaman

Sabtu, 18 Januari 2014

MINIATUR, KERETA API, ARSITEKTUR, RUANG PUBLIK dan SEJARAH (2)

MENGENAL GEDUNG KERETA API BEKEN DENGAN ARSITEKTURNYA

STASIUN GARE DU NORD di Paris
Stasiun ini melayani sekitar 180 juta traveler setiap tahun. Gare du Nord di Paris, Prancis menjadi stasiun tersibuk di Eropa dan kedua di dunia.
Stasiun Gare du Nord dianggap sebagai stasiun terbesar kedua di Eropa dengan jumlah total 44 peron.
Gare du Nord melayani kereta MRT-nya Paris yang disebut Metro, kereta antar kota Reseau Express Regional (RER) dan merangkap terminal bus.  Gare du Nord juga melayani kereta peluru lintas negara antara lain ke Jerman, Belgia, Inggris dan Belanda.
Stasiun Gare Du Nord melayani lalulintas kereta api di Perantjis Utara, menghubungkan langsung dengan kereta-kereta relasi Belgia, Jerman, Belanda dan United Kingdom.  Stasiun ini dibangun pada periode 1861~1864 lebih muda dari stasiun Gare de l'Est dan dirancang oleh arsitek aseli Perantjis : Jacques Hittorff dengan unsur gaya Beaux Art dan neoklasik yang kental.
Stasiun Gare Du Nord ini dibangun hampir bersamaan dengan pencangkulan pertama pekerjaan jaringan kereta api di Jawa, jalur Semarang bij Tangoeng di Jawa diresmikan pembangunannya oleh Gubernur Jenderal Ludolph Anne Jan Wilt Baron Sloet van Beele.
Stasiun beken skala Yurop : Gare Du Nord

Stasiun Gare Du Nord sebetulnya pertamax dibuka pada tahun 1846 (**tepatnya 14 Juni 1846).  Stasiun yang dibangun oleh Chemin de Fer du Nord ini kemudian seiring waktu dirasa sudah tidak layak untuk menampung kesibukan lalulintas kereta api di Perantjis Utara, kemudian dirobohkan dan dibangun stasiun Gare Du Nord yang lebih besar seperti yang ada saat ini.
Gambar diambil dari : http://www.about-paris.com/images/gare-du-nord-facade.jpg

 Delapan dari sembilan patung yang paling megah, yang menjadi mahkota bangunan sepanjang garis  cornice, menggambarkan tujuan di luar Perancis, dengan patung ke sembilan yang berada pada pusatnya menggambarkan kota Paris di tengah. Empat belas patung yang lebih sederhana yang mewakili kota-kota di utara Perancis berjajar lebih rendah pada façade.
 Peresmian Jaringan Kereta Api pertama di Jawa
peresmian halte Tangoeng kredit foto : http://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/start/37?f_trefwoord[0]=railway+stations

Pilar-pilar pendukung atap peron stasiun Gare Du Nord didatangkan langsung dari pusat industri besi tempa Alston & Gourley di Glasgow (UK)  Kredit foto :  http://www.chouquette.co.uk/wp-content/uploads/2012/10/gare-du-nord.jpg

Stasiun Gare Du Nord merupakan stasiun 'terminus' atau 'Kop Station' kemudian mengingatkan saya pada stasiun SAMARANG (konon stasiun kereta api pertamax di tanah air)

Stasiun terminus 'SAMARANG' 1870
 dan juga stasiun 'Boekit Doeri'
Stasiun N.I.S  'Boekit Doeri Passer'
Stasiun 'Boekit Doeri Passer' adalah stasiun 'Nederlandsch Indischë Spoorweg Maatschappij' yang juga merupakan stasiun terminus.  Stasiun yang sekarang menjadi DEPO KRL BUKIT DURI ini dulu sering keliru disangka orang stasiun Jatinegara (JNG).  Stasiun yang kita kenal sebagai stasiun Jatinegara, adalah stasiun Staatsspoorwegen yang lebih baru dari stasiun 'Boekit Doeri Passer'
ujung stasiun 'Boekit Doeri Passer' - Meester Cornelis terlihat dari belokan sungai Ciliwung
karena bekennya, sisi utara stasiun kereta api di Bandung juga ikut menggunakan nama 'Gare Du Nord'

Artikel ini merupakan artikel lanjutan dari http://aabandema.blogspot.com/2014/01/miniatur-kereta-api-arsitektur-ruang.html

STASIUN GARE DE L'EST

Stasiun Gare de l'Est dibuka pada tahun 1849 (ini 18 tahun sebelum pembukaan jalur Samarang~Tangoeng di pulau Jawa) - oleh Compagnie des chemins de fer de l'Est (**sebuah maskapai perkeretaapian perintis di Perantjis).
Stasiun ini merupakan stasiun paling sepuh di Perantjis.  Stasiun tersebut dibangun dengan arsitektur abad 18 yang masih dipengaruhi oleh gaya-gaya Beaux Arts
Stasiun Gare de l'Est tahun 1883
Stasiun Gare de l'Est berada tak seberapa jauh dari stasiun Gare Du Nord, masih di kecamatan 10th arrondissement di kota Paris.   Kredit foto : http://img26.xooimage.com/files/8/7/7/gare-l-est-243179-1a16989.jpg
Dan sama seperti stasiun Gare Du Nord, stasiun Gare de l'Est merupakan stasiun terminus (kopstation, -bayangkan stasiun SAMARANG-, stasiun pertamax di Indonesia/ Nederlandsch Indischë).
(kredit foto : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPA4h7AdypMpwxKpi80R_e3XNLEKGivxHSbY0McM6FqObnjcsFQcx8W46eShm_9bE1KHHQjSFeJEoLCctcu56g3AAB1aeYtyvC21sezkAfU5hXAU1N7B0hN7ycMD-7jMhc0q2NB5AfhIFv/s1600/GARE-DE-L-EST.jpg)  - Juga seperti Gare Du Nord, stasiun Gare de l'Est mengalami reno besar-besaran pada tahun 1885 dan 1900 karena tuntutan kebutuhan, tingkat layanan yang semakin tinggi.   Hari bersejarah adalah 4 Oktober 1883, di mana terjadi pemberangkatan pertamax Kereta api Agatha Christie : 'Orient Express' dengan tujuan Istambul - Turki.
stasiun Gare de l'Est sekarang


KMP-nya CIWL 'Orient Express' yang sudah berusia 1 abad
Kereta Api tidur mewah 'Orient Express' adalah salah satu layanan andalan Compagnie Internationale des Wagons-Lits (CIWL) yang didirikan oleh Georges Nagelmackers (1874).  - Sebelum Perang Dunia I , CIWL memegang monopoli menjadi satu-satunya kelompok yang melayani kebutuhan wisatawan kereta api internasional. Perusahaan ini memperkenalkan layanan terkenal, seperti Orient Express ,  Nord expresc , dan Sud express dan diperluas ke pasar luar Eropa termasuk melayani Transsibérien seluruh Rusia.

HOFDKANTOOR VAN DE NEDERLANDSCH INDISCHË SPOORWEG MAATSCHAPPIJ TE SEMARANG

 Dari Paris - Perantjis, kita menuju kota Semarang di Jawa Tengah
27 Februari 1904, adalah awal pembangunan LAWANG SEWU, -  kantor pusat  Perusahan Kereta Api Swasta NIS (Hofdkantoor van de Nederlandsch Indischë Spoorweg Maatschappij).

Gedung 'Lawang Sewu' dirancang oleh Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Ouendag, arsitek yang berdomisili di Amsterdam.  Seluruh proses perancangan dilakukan di Negeri Belanda, baru kemudian gambar-gambar dibawa ke kota Semarang.

Lawang Sewu (dok. pribadi)
 terlihat dari jalan Pemuda (Bodjongweg)
Lawang Sewu 2013 (dok. pribadi)

Melihat dari cetak biru Lawang Sewu tertulis bahwa site plan dan denah bangunan ini telah digambar di Amsterdam pada tahun 1903.  Begitu pula kelengkapan gambar kerjanya dibuat dan ditandatangi di Amsterdam tahun 1903


KANTOR ADMINISTRASI SEMARANG - JOANNA STOOMTRAM MAATSCHAPPIJ
tidak seperti kantor  Nederlandsch Indischë Spoorweg Maatschappij (Lawang Sewu) yang sampai kini masih bersih terawat, bekas kantor administrasi perusahaan swasta pengelola kereta tram Semarang-Yuwana (SJS - Semarang Joanna Stoomtram Maatschappij) kondisinya mengenaskan
dokumentasi pribadi
tampak depan 
dokumentasi pribadi
tampak dari ujung jalan Ronggowarsito
dokumentasi pribadi
padahal dahulu daerah ini merupakan kawasan yang sejuk dan rindang https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfR99dmxYWa5TogSReSvvb4Ouav4Xny2pbqqHzeLCa9p310sR019GNdYwwjSqi__-JEjiuYig0yDz9qspl7DflpgPJAfjC5am3ZFX0siGo5vLxkCJwO8fgmNieMm11Ek6Y7e943V-WglQ/s1600/DSC00625+re.jpg  

spot KITLV.nl




SUSUNAN RODA LOKOMOTIF UAP dan BALADA LOKOMOTIF C53

Pembacaan Susunan Roda Lokomotif Uap secara WHYTE

Lokomotif uap (steam locomotive, dampflok) dapat dikenali dari susunan rodanya.  Ada dua metode yang umum dipakai untuk membaca susunan (arrangement) roda-roda pada lokomotif uap, yakni cara AAR (Association of American Railroad) dan pembacaan Whyte.
 Metode pembacaan berdasarkan susunan roda ini dibuat oleh Frederick Methvan Whyte (2 Maret 1865-1941) seorang insinyur mekanik asal Belanda yang bekerja untuk New York Central di Amerika Serikat .  Frederick Methvan Whyte dikenal sebagai orang yang mengembangkan notasi Whyte untuk menggambarkan berbagai susunan roda dari lokomotif uap pada tahun 1900.
Berikut adalah ilustrasi pembacaan susunan roda lokomotif uap secara Whyte yang diunggah dari http://en.wikipedia.org/wiki/File:Locotypes.gif
ilustrasi notasi Whyte

Ada sebuah lokomotif yang legendaris pada masa Hindia Belanda (Nederlandsch Indischë), yaitu lokomotif SS (Staatsspoorwegen) buatan 'Werkspoor' Belanda dengan pembacaan susunan Whyte 4-6-2 pada masa itu, lokomotif ini dinamai lokomotif  C53 (2-C-1)
Lokomotif Staatsspoorwegen C53 (2-C-1)
Lokomotif ini memiliki susunan roda 4-6-2 menurut pembacaan Whyte, yang artinya : 4 roda idle di depan (sebagai pengarah/ leading) diikuti 6 roda ber-traksi, kemudian di belakangnya ada 2 roda idle lagi.  Gambar aseli dapat anda lihat di http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1b/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Een_exprestrein_met_een_2-C-1_viercylinder-compound_locomotief_met_oververhitter_en_voedingsvoorwarmer_en_een_tender_erachter_TMnr_10007618.jpg

lokomotif tersebut di atas sangat melegenda pada masanya, pada spot KITLV.nl terlihat lokomotif 2-C-1(C53) sedang menghela rangkaian kereta 'Eendaagsche Express' kereta favorit Bung Karno



pandangan detail lokomotif 2-C-1(C 53)
2-C-1 bagian depan
2-C-1 bagian tengah belakang
foto lokomotif C53 (2-C-1) dapat anda lihat di http://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/form/advanced?q_searchfield=4+GL+compound+express

lokomotif C53 setelah dipasang 'defector' (pemecah asap)
wajah C53 setelah ber-tébéng deflector

konon tebeng deflector ini dipasang, 10 tahun stelah kedatangan pertama jenis lokomotif ini.  Lokomotif  C53 memiliki panjang 20792 mm dengan daya 1200 HP (horse power) dan berat 109,19 ton, serta dapat melaju dengan kecepatan hingga 90 km/jam didatangkan ke Indonesia pada periode keemasan kereta api di tanah air pada tahun 1918-1922


Jalur kereta api dari Jakarat (Batavia) ke Surabaya, dibuka secara resmi untuk layanan masyarakat oleh Staatsspoorwegen pada 1 November 1894, menjadi sebuah tonggak yang bersejarah dalam perkeretaapian nasional. 

Tahap pertama dibuat jalur jalan kereta api dari Bogor ke Bandung via Sukabumi, yang selesai dikerjakan pada tanggal 17 Mei 1884 Setelah selesainya pembuatan jalur ini, dilanjutkan pembuatan jalur kereta api dari Bandung ke Cibatu, yang dapat diselesaikan pada tahun 1889. Dari Cibatu, kemudian diteruskan ke Tasikmalaya, yang dibuka untuk umum pada tanggal 16 September 1893. Jalur ini kemudian diteruskan pembangunannya sampai ke Banjar dan Maos, yang selesai pada tanggal 1 November 1894
Stasiun Cibatu didirikan pada tahun 1889 setelah diresmikannya jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Cicalengka dengan Cilacap oleh Staatsspoorwegen, maskapai kereta api milik Pemerintah Belanda. Pada tahun 1926 dibuka jalur baru yang menghubungkan Cibatu dengan Cikajang.  Dari Cibatu, kemudian diteruskan ke Tasikmalaya, yang dibuka untuk umum pada tanggal 16 September 1893.   Tanggal 1 November 1894 juga menandakan bahwa transportasi kereta api yang menghubungkan kota Bandung dengan kota Yogyakarta mulai dapat digunakan karena jalur kereta api rute Cilacap - Maos - Yogyakarta telah selesai dibangun pada tahun 1887.
terlihat rangkaian Eendaagsche Express melintasi jembatan Staatsspoorwegen petak Slamet Riyadi~Manggarai dihela sang legenda lokomotif C53 (2-C-1)


Jembatan tersebut difoto 2 hari yang lalu, saat muka banjir masih cukup tinggi (23 Jan 2014)

sayang sekali tidak ada kereta yang lewat, pengambilan foto berpacu dengan hujan (23 Jan 2014), dan medan yang sulit

koleksi Koninklijk Instituut voor Tal-Land-en Volkenkunde (KITLV.nl) pada 1915 sudah memperlihatkan adanya jaringan kabel traksi Kereta Listrik


Pemerintah Kerajaan Belanda membangun aneka bangunan pemerintahan, termasuk stasiun, seolah-olah kolonialisme akan hidup selama-lamanya di negeri jajahan.   Ekonomi kerajaan Belanda akan runtuh tahun 1930-an saat zaman malaise (krisis ekonomi), dan kemudian makin hancur oleh okupasi Nazi Jerman masa Perang Dunia II.
Belanda benar-benar terobsesi mendirikan sebuah Emporium di Hindia timur (**baca : Indonesia), kita dapat melihat bangunan-bangunan era kolonial dibangun di kota-kota besar di Indonesia dikerjakan sebagai bentuk premium keterampilan arsitektur bangunan zamannya.  Untuk melihat sisa-sisa kejayaan arsitektur kolonial itu, saya persilahkan berkunjung ke http://aabandema.blogspot.com/2014/01/kota-kirangan-dan-kota-semarang_21.html
Nah di bidang rekayasa perkeretaapian pun Belanda tak mau ketinggalan jamil,  dua 'brand' mencorong waktu itu (tahun 1930~1936) 'Eendaagsche Express' dan di susul 'Java Naacht Express' merupakan dua layanan prestisius persembahan Staatsspoorwegen, dengan ekspektasi setara CIWL (Compagnie Internationale des Wagons-Lits) di Perancis, atau di Amerika Serikat pada masa kini adalah layanan kereta Acela nya Amtrak.
Layanan kereta mewah kelas dunia - CIWL sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/File:50_81_08-38_000-9_Mz1.jpg

anda dapat membaca juga artikel tentang CIWL di http://aabandema.blogspot.com/2014/01/miniatur-kereta-api-arsitektur-ruang_18.html

kita dapat melihat bagaimana suasana interior kereta-kereta mewah tersebut
suasana interior kereta makan kelas eksekutif kereta api tahun 1936; sumber dari KITLV.nl

atau videonya dapat anda saksikan
courtesy Youtube
di http://www.youtube.com/watch?v=jogkWVNb2P4

Eendaagsche Express mengawali perjalannya di tahun 1930-an terutama paska Jalur Kroja - Tjirebon sudah resmi dibuka oleh Staatsspoorwegen pada 1 Januari 1917, kemudian menyusul layanan 'Java Naacht Express' yang mulai beroperasi reguler sejak 1 November 1936 ini berangkat dari stasiun Jakarta Gambir menuju Surabaya Kota setiap malam dengan jadwal pemberangkatan pukul 21.00 dan tiba di stasiun Surabaya Kota sekitar pukul 05.00.   Pada era '60-an kedua layanan ini menjadi 'Express Bintang Fadjar' dan 'Express Bintang Sendja'.
Motto yang dikibarkan Eendaagsche Express saat itu adalah : layanan yang bisa membawa seseorang dari Soerabaja ke Batavia selama matahari masih bersinar - (Brian Hollingsworth dan A. E. Durrant)
Dengan obsesi ini Belanda mendatangkan lokomotif  4-6-2 empat silinder dengan daya 1200 HP (horse power) dan berat 109,19 ton, serta direkayasa dapat melaju dengan kecepatan hingga 90 km/jam yang kemudian kita kenal dengan lokomotif C-53.  Namun apadaya Lokomotif ini ternyata jauh dari sempurna.  Mulai dari proses perancangan dan pemilihan pabrik pembuatnya.  Werkspoor sama sekali bukan nama terkenal dalam dunia pembuatan lokomotif uap. Pabrik inipun sebelumnya belum pernah berpengalaman dalam merancang lokomotif 4 silinder compound.
Namun Staatsspoorwegen sudah terlanjur menetapkan ekspektasinya, ingin menunjukkan pada dunia bahwa kemajuan teknologi rekayasa-nya di tanah Hindia timur tidak kalah maju dibandingkan dengan kawan-kawan Eropa-nya.  Lokomitif yang sedianya dianggap sebagai "paradepaard", sebagai pembawa bendera SS yang paling hebat ternyata loyo.   (Jaarverslag SS 1941, dalam Jan de Bruin, Het Indische spoor in oorlogstijd)


(H. de Jong, Locomotieven van Werkspoor)

Pemilihan sistem empat silinder compound semula dirancang untuk menghasilkan daya yang kuat dengan penggunaan bahan bakar yang hemat.   Namun, sistem ini rentan terhadap jalan uap (sistem pipa-pipa dari ketel ke silinder) yang berkelok-kelok, yang praktis "mencekik" jalannya uap dan mengurangi potensial daya. Pada akhirnya, dengan tekanan uap yang lebih tinggi daripada lok manapun yang ada di Hindia Belanda saat itu (14 kg/cm² dibandingkan 12 kg/cm²), lok ini hanya mampu menghasilkan daya sekitar 1000 hp.


Wagon Slaapertruijk buatan Werkspoor yang kini direstorasi menjadi 'Djoko Kendil'

4-GL compound express locomotief nr 1002, een "renpaard" van de Staatsspoorwegen op Java, gebouwd door Werkspoor Amsterdam, vermoedelijk in 1920



Pada kecepatan 90 km/jam, lokomotif ini sudah bergetar tidak terkendali, dan pada tahun 1931 dilakukan percobaan dengan kecepatan 100 km/jam, lokomotif ini bergoncang keras. Namun demikian meskipun lok C53 dapat dikatakan sebagai 'produk gagal' yang mengalami kegagalan teknis, secara estetik ia sama sekali bukan kegagalan.   Model kabin lokomotif yang unik mengingatkan pada gaya eksotis lokomotif-lokomotif Italia.  Lokomotif ini tetap dipertahankan untuk menarik kereta expres dengan menanggung biaya perawatan yang tidak sedikit. Pada periode tahun 1970, C53 yang tersisa hanya ditugaskan untuk melayani kereta penumpang lokal atau kereta campuran barang dan penumpang di Jawa Timur, seperti dari Surabaya ke Bangil, Madiun atau Solo.