Total Tayangan Halaman

Jumat, 01 Agustus 2014

GAUGE DI INDONESIA



GAUGE DI INDONESIA

Jaringan kereta api pertama di Indonesia yang dibangun pada Juni 1864, di masa Gubernur Jenderal LAJW Baron Sloet van Beele  itu, dibangun oleh the Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij – NISM – (Maskapai Kereta Api [swasta]  Hindia Belanda) menggunakan gauge standard internasional (1435mm.)    Jalur yang menghubungkan Samarang-Tangoeng (Semarang-Tanggung) itu secara resmi dibuka pada 10 Agustus 1867

STASIUN TERMINUS SAMARANG - STASIUN PERTAMA dan ber- GAUGE STANDAR 1435mm.
STASIUN TANGOENG (TANGGUNG - GROBOGAN) - PADA SAAT PERESMIAN
Jalur yang kemudian terbukti tidak menguntungkan ini kemudian dilanjutkan dengan bantuan dana dari pemerintah (Hindia Belanda).   Ketika itu masih tersisa jarak 166 km menuju Yogyakarta sampai ke Surakarta/ Solo (SLO).   Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggaran pembangunan jalur kereta api ini terkuras karena NISM menggunakan trek standar gauge (jarak antara dua batang rel yang sejajar/lebar sepur) yaitu 1435 mm.   Ini adalah trek yang biasa dibikin di Eropa karena kereta api di sana berukuran besar.

GAUGE- jarak bersih sisi dalam rel kereta api
HALTE TJIGOMBONG - pada relasi BUITENZORG - BATAVIA dibangun N.I.S dengan gauge 1067mm.
Kemudian trek gauge pun dievaluasi dan pada 1869 JA Kool and NH Henket menemukan bahwa gauge yang lebih sempit, yaitu  1067mm. lebih pas buat Hindia Belanda dan memang lebar sepur di Nusantara ini ditetapkan 1067 mm.   Pembangunan jalur kereta api selanjutnya menggunakan gauge 1067 mm. Termasuk ketika NISM merambah jalur Batavia – Buitenzorg pada 1869 yang kemudian diresmikan pada 31 Januari 1873.   Demikian data yang dikumpulkan Indra Krishnamurti dari berbagai buku seperti Jan de Bruin dalam Het Indische Spoor In Oorlogstijd: De Spoor- en Tramwegmaatschappijen in Nederlands-IndiĆ« In De Vuurlinie, 1873-1949 dan AE Durrant dalam Lokomotip Uap.
dual gauge di YK-SLO berawal dari stasiun Tugu Yogyakarta.   Dahulu peron utara adalah peronnya SS (gauge 1067mm) sedangkan peron selatan NIS (gauge 1435mm).   Karena mempunyai 2 gauge yang berbeda maka mulai dari stasiun Tugu (YK) sampai Solobalapan (SLO) -  jadi ada 2 jalur, sehingga butuh 2 jembatan.     Jalur SS membelok ke utara terus sampai melewati utara balai yasa (sekarang) Pengok  yang sekarang sudah berwujud test track balai yasa.
FOTO UDARA STASIUN TUGU YOGYAKARTA
Setelah melewati balai yasa, jalur SS berbelok ke selatan sedangkan jalur NIS tetap lurus mulai dari stasiun Tugu.   Jadi setelah balai yasa, jalur SS berada di sebelah utara dan jalur NIS berada di selatan. Kalau menghadap ke arah Solo,  jalur SS di sebelah kiri dan NIS di sebelah kanan.    Dan ketika mendekati Maguwoharjo,  jalur SS berbelok lalu naik dan menyeberangi jalur NIS (gambar-3).      Jadi, setelah Maguwoharjo,  jalur SS menjadi di sebelah selatan (sebelah kanan kalau menghadap Solo) dan jalur NIS di sebelah utara (sebelah kiri kalau menghadap Solo) .    Dulu stasiun Gawok adalah stasiun pulau  
KRUISING VAN MAGUWO - JALUR DI ATAS DUAL GAUGE MILIK N.I.S
 
kruising van Maguwo - tinggal jalur bawah eks jalur Staatsspoorwegen
Pada th 1899, SS –(Staatsspoorwegen – perusahaan kereta api pemerintah) - menambah rel baja ke-3 pada jalur milik NIS utk lintas Djocjakarta-Solo Balapan (60 km),  sehingga jalur tsb bisa dilalui 2 Kereta api yg berbeda gauge,  yaitu 1435 dan 1067mm. sekaligus... atau stelah dibukanya jalur Djocjakarta-Paalbapang (14 km th 1895 gauge 1435) dan Djocjakarta-Magelang (47 km th 1898 gauge 1067), semua milik NIS,  dan sebagai penghubung jalur milik SS, yaitu Lintas barat SS-westerlijnen,  antara Maos-Djocjakarta (155 km dibuka th 1887) dengan lintas timur SS-Oosterlijnen antara Madioen-Sragen-Solo Balapan (97 km dibuka th 1883-1884)...dirasa kurang efisien,  kemudian pada tahun 1929, SS Meresmikan jalur rel lintas Yogyakarta-Solo Balapan sejauh 60 km dg gauge 1067 mm yg terpisah dari jalur milik NIS, hal ini kemudian diikuti dg peresmian KA Eendaagsche Expres (Ekspres Siang) pada tgl 1 Mei 1929
kereta api EENDAAGSE EXPRES di stasiun Kroya - dihela lokomotif uap C53

GAUGE STANDARD INTERNASIONAL 1435mm.
GAUGE STANDARD INTERNASIONAL 1435mm. stasiun Dimboola - Australia
   
GAUGE KERETA API INDONESIA 1067mm. (narrow gauge)